Senin, 30 Oktober 2017

Troubleshoot layer 3 Network

lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI Lapisan ini 
bertanggung jawab untuk melakukan beberapa fungsi berikut: 
  • Pengalamatan logis dan melakukan pemetaan (routing) terhadap proses melalui jaringan.
  • Membuat dan menghapus koneksi dan jalur koneksi antara dua node di dalam sebuah jaringan.
  • Mentransfer data, membuat dan mengkonfirmasi penerimaan, dan mengeset ulang koneksi.


Lapisan jaringan juga menyediakan layanan connectionless dan connection-oriented terhadap lapisan transport yang berada di atasnya. Lapisan jaringan juga melakukan fungsinya secara erat dengan lapisan fisik (lapisan pertama) dan lapisan data-link (lapisan kedua) dalam banyak implementasi protokol dunia nyata.
Dalam jaringan berbasis TCP/IP, alamat IP digunakan di dalam lapisan ini. Router IP juga melakukan fungsi routing-nya di dalam lapisan ini.

*Sumber Wikipedia

Tugas Utama Network Layer



        Tugas utama dari layer network adalah menyediakan fungsi routing sehingga paketdapat dikirim keluar dari segment network lokal ke suatu tujuan yang berada padasuatu network lain. IP, Internet Protocol, umumnya digunakan untuk tugas ini. Protocollainnya seperti IPX, Internet Packet eXchange. Perusahaan Novell telah memprogram protokol menjadi beberapa, seperti SPX (Sequence Packet Exchange) & NCP (NetwareCore Protocol)

Masalah yang terjadi di Network Layer

Pada Layer 3, teknisi perlu menyelidiki pengalamatan logis digunakan dalam jaringan, seperti skema alamat IP.  Jika  jaringan  menggunakan  alamat  IP,  teknisi  memverifikasi  bahwa perangkat  tersebut  memiliki pengaturan yang tepat, seperti:

  • Alamat IP dalam jaringan yang ditetapkan
  • Correct subnet mask
  • Default gateway yang benar
  • Pengaturan lain yang diperlukan, seperti DHCP atau DNS
  • Pada Layer 3, beberapa utilitas dapat membantu dengan proses pemecahan masalah. 
Tiga command  line yang paling umum adalah :

  • ipconfig – Menunjukkan pengaturan IP pada komputer
  • ping – Tes konektivitas jaringan dasar
  • Tracert – Melihat jalur routing antara sumber dan tujuan tersedia

Kebanyakan masalah  jaringan  biasanya  dapat  diatasi  dengan menggunakan  ini  Layer  1,  2,  dan  3  teknik Troubleshooting.

Hasil dari perintah ping

Reply
Jika muncul pesan reply artinya komputer tujuan memberika respon terhadap pesan yang dikirim. Komputer tujuan memberikan pesan bahwa kembali terhadap komputer pengirim bahwa pesan yang dikirim sudah diterima. Dengan kata lain, perangkat komputer tujuan masih terhubung dan dapat diakses.

Request Time Out (RTO)
RTO berarti tidak balasan dari penerima pesan. Packet yang dikirim sebenarnya sudah sampai pada penerima, namun komputer penerima tidak memberikan balasan atau bisa dibilang mengabaikan pesan tersebut. Walau demikian bukan berarti komputer tujuan dalam kondisi down. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari firewall, keamanan jaringan, trouble dalam jaringan, kerusakan NIC.

Destination unreachable  
Jaringan yang dituju tidak bisa diakses. Biasanya jaringan target ada, namun tidak ada jalur kesana. Kemungkinan lain, router tidak membolehkan akes ke jaringan tersebut.

Nama Tujuan dan IP Tujuan
Ketika Anda melakukan ping menggunakan nama komputer, maka yang keluar pada baris awal adalah iformasi nama komputer (Domain) tersebut dan IP address dari komputer tersebut. Pesan ini menjelaskan bahwa komputer tujuan telah terdaftar pada DNS server dengan nama dan ip yang tertera. Misalnya Anda melakukan ping ke “google.com”, maka akan keluar pada baris awal kurang lebih seperti ini “Pinging google.com [114.4.42.84] with 32 bytes of data”.


Bytes
Bytes merupakan besar packet ping yang dikirim menuju komputer tujuan. Misalnya Bytes=32. Apabila kita tidak menentukan besar packet ping yang akan dikirim, maka secara komputer akan menentukan jumlahnya sebesar 32 bytes. Jika mau, kita bisa menentukan sendiri besar packet yang mau kita kirim dengan perintah: Ping (ip addres) –l ( jumlah packet ).

Time
Time adalah durasi waktu yang dibutuhkan packet yang dikirim untuk sampai ke tujuan dan waktu yang dibutuhkan oleh penerima untuk meberikan respon bahwa packet sudah diterima.

TTL (Time to live)
TTL adalah semacam penanda waktu agar packet kiriman ping tidak terus menerus terkirim. TTL menandakan bahwa packet ping harus berakhir dalam jangka waktu tertentu. Ketika packet dikirim dari sebuah komputer TTL-nya bernilai 255 setelah melewati sebuah router nilai TTL berkurang satu dan semakin banyak router yang dilewati maka makin kecil nilai TTL-nya dan habis atau expired.

Statistics
Berisi informasi terkait waktu rata-rata yang dibutuhkan serta jumlah packet yang sampai dan gagal dikirim.

Senin, 23 Oktober 2017

Troubleshoot Pada Layer Data link

Data link layer merupakan Lapisan kedua dari bawah dalam urutan model OSI, yang berperan untuk melakukan konversi frame-frame pada jaringan yang berupa data dan kirimkan menjadi bit - bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik.

Data link layer memiliki 2 sub yaitu LLC ( Logical link control ) yang bertugas untuk memeriksa kesalahan dan menangani transmisi frame. dan sub kedua adalah MAC ( Medium Access Control ) yang bertugas untuk mengambil dan melepaskan data ke kabel, menentukan protokol untuk akses ke kabel yang di share dalam jaringan.

Fungsi Datalink Layer:

1. Framing : membungkus (encapsule) data diagram ke dalam bentuk frame sebelum tranmisi.

2. Link Access : protokol-protokol Media Access Control (MAC) mengatur bagaimana sebuah frame ditransmisikan ke dalam link. Misalnya point-to-point atau broadcast. 

3. Reliable Delivery : protokol link layer menjamin agar pengiriman datagram melalui link terjadi tanpa eror

4. Flow control Error Detection : kesalahan bit dapat terjadi akibat atenuasi sinyal atau noise di dalam link. Link layer melakukan deteksi kesalahan, tetapi tidak meminta pengiriman kembali frame yang salah tersebut. Frame yang salah tersebut akan dibuang. 

Layanan Pada Data link Layer :

1. Layanan Unacknowledged Connectionless


Yaitu  dimana  mesin  sumber  mengirimkan  sejumlah  frame  ke  mesin  yang  dituju dengan tidak  memberikan  acknowledgment  bagi  diterimanya  frame-frame  tersebut. Tidak  ada koneksi  yang  dibuat  baik  sebelum  atau  sesudah  dikirimkannya  frame.  Bila sebuah frame  hilang  sehubungan  dengan  adanya  noise,  maka  tidak  ada  usaha  untuk memperbaiki  masalah  tersebu  di  data  link  layer.  Jenis  layanan  ini  cocok  bila  laju  error sangat  rendah,  sehingga  recovery  bisa  dilakukan  oleh  layer  yang  lebih  tinggi. Layanan ini  sesuai  untuk  lalu  lintas  real  time,  seperti  percakapan,  dimana  data  yang terlambat dianggap  lebih  buruk  dibanding  data  yang  buruk.  Sebagian  besar  LAN menggunakan layanan unacknowledgment connectionless pada data link layer.

2. Layanan Acknowledged Connectionless

Layanan  inipun  tidak  menggunakan  koneksi,  akan  tetapi  setiap  frame  dikirimkan secara  independent  dan  secara  acknowledgment.  Dalam  hal  ini,  si  pengirim  akan mengetahui  apakah  frame  yang  dikirimkan  ke  mesin  tujuan  telah  diterima  dengan baik atau  tidak.  Bila  ternyata  belum  tiba  pada  interval  waktu  yang  telah  ditentukan, maka frame  akan  dikirimkan  kembali,  mungkin  saja  hilangnya  acknowledgment  akan menyebabkan sebuah frame perlu dikirimkan beberapa kali dan akan diterima beberapa kali  juga.  Layanan  ini  akan  bermanfaat  untuk  saluran  unreliablem,  seperti  sistem tanpa kabel.

3. Layanan Acknowledged Connection Oriented

Dengan  layanan  ini,  mesin  sumber  dan  tujuan  membuat  koneksi  sebelum memindahkan datanya. Setiap frame yang dikirim tentu saja diterima. Selain itu, layanan ini menjamin  bahwa  setiap  frame  yang  diterima  benar-benar  hanya  sekali  dan  semua frame  diterima  dalam  urutan  yang  benar.Layanan  ini  juga  menyediakan  proses-proses network  layer  dengan  ekivalen  aliran  bit  reliabel.Pada  layanan  connection-oriented dipakai,  pemindahan  data  mengalami  tiga  fase  (tahap).  Fase  I  koneksi  ditentukan dengan  membuat  kedua  mesin  menginisialisasi  variabel-variabel  dan  counter  yang diperlukan  untuk  mengawasi  frame  yang  mana  yang  telah  diterima  dan  mana  yang belum.  Fase  II,  satu  frame  atau  lebih  mulai  ditransmisikan.  Fase  III  koneksi dilepaskan, pembebasan  variabel,  buffer,  dan  resource  lainnya  yang  dipakai  untuk menjaga berlangsungnya koneksi.

Masalah yang terjadi pada layer datalink:

Masalah pada Layer 2 dapat disebabkan oleh peralatan yang rusak, driver perangkat yang salah, atau switch salah  dikonfigurasi. Ketika  troubleshooting  suatu masalah, mungkin  sulit untuk mengisolasi masalah  pada layer 2.

Seorang  teknisi  on-site  dapat memeriksa  apakah NIC  terinstal  dan  bekerja  dengan benar. Reseating NIC, atau mengganti NIC rusak dapat membantu untuk mengisolasi masalah. Proses yang sama dapat dilakukan dengan switch jaringan.

Minggu, 22 Oktober 2017

Membangun Jaringan Wireless


KLASIFIKASI TOPOLOGI JARINGAN NIRKABEL
1. Topologi Ad-Hoc
Ad-Hoc merupakan mode jaringan nirkabel LAN yang sangat sederhana, karena
pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat saling
berinteraksi. Setiap host cukup memiliki transmitter dan reciever wireless untuk
berkomunikasi secara langsung satu sama lain.
2. Topologi Infrastruktur
Pada topologi infrastrukturaccess point berfungsi untuk
melayani komunikasi utama pada jaringan nirkabel. Access point
mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu
daerah.Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas
jangkauan dari WLAN.
HAL YANG DIPERHITUNGKAN DALAM MEMBANGUN JARINGAN NIRKABEL
1.Seberapa besar jaringan akan dibangun. Dalam hal ini, adalah melihat kebutuhan akan jaringan yang akan dibangun nantinya. Jangan sampai pembangunan memakan biaya yang besar, sementara penggunaannya hanya terbatas untuk beberapa client saja. 

2.Sistem keamanan. Sistem keamanan ini penting dalam sebuah jaringan . Sebab ini merupakan sebuah jaringan yang rentan terhadap serangan dari luar karena komunikasinya menggunakan sinyal radio/gelombang yang bisa ditangkap oleh client ‘x’ pada area-area tertentu. Sistem keamanan ini penting karena jalur komunikasi data bisa saja berisi data-data rahasia dan penting, sehingga orang tidak bisa masuk kecuali melalui ijin akses yang telah distandarkan.

3.Koneksi yang akan dikembangkan. Meskipun secara umum, akses point mampu menampung hingga ratusan klien dibawahnya, akan tetapi secara prosedur, para vendor penyedia piranti akses point merekomendasikan belasan hingga 40-an client yang boleh terhubung dalam sebuah layanan tsb. Hal ini berpengaruh pada tingkat kecepatan dan pembagian hak akses pada jaringan yang tersedia.
JARAK JANGKAUAN JARINGAN NIRKABEL
1.Nirkabel  WPAN ( Wireless Personal Area Network )
Adalah jaringan wireles dengan jangkauan area kecil.
Contoh: Bluetooth, Infrared, Zigbee
2.Nirkabel  WLAN ( Wireless Local Area Network )
Atau yang kita kenal saat ini adalah WIFI ini memiliki  jangkauan  lebih baik dibanding dengan WPAN.
3.Nirkabel  WMAN ( Wireless Metropolitan Area Network )
Adalah jaringan wireless yang menghubungkan antar beberapa WLAN.
Contoh: WiMAX
4.WWAN ( Wireless Wide Area Network )
Jaringan wireless yang umumnya menjangkau area luas.
5.Cellular Network
Atau Mobile Network adalah jaringan radio terdistribusi yang melayani media komunikasi perangkat mobile seperti : Handphone, Pager, dll
Contoh : GSM , PCS, D-AMPS
HAL YANG MEMPENGARUHI JARAK JANGKAUAN JARINGAN NIRKABEL
1. LOS (Line of Sight)
LOS merupakan sebuah kondisi dimana pada area yang berupa garis lurus antara pemancar sinyal dan penerima tidak terhalang oleh benda atau sesuatu apapun. Kesempatan mendapat sinyal yang kuat bisa kita dapat jika penghalang atara kedua perangkat masih berukuran kecil, bahkan tidak ada sama sekali (ini lebih baik). Jenis material yang menghalangi juga sangat menentukan.
2.Jarak
Tentu hal ini sudah sangat jelas sekali. Jarak antara pemancar sinyal wi-fi dan penerima sangat akan menentukan kualitasnya. Semakin dekat maka akan semakin kuat, dan sebaliknya jika antara kedua perangkat (Wi-fi access point dan Wi-fi client) berada pada jarak yang berjauhan maka sinyal akan semakin lemah.
3. Kekuatan sinyal pemancar
Dari sisi pemancar juga perlu diperhatikan. Karena besarnya daya pancar yang dihasilkan dari antenna akan sangat berpengaruh pada sisi penerimanya. Sejatinya kekuatan sinyal akan semakin berkurang ketika sampai pada penerimanya. Faktor interferensi dan jarak adalah penyebab utamanya. Jadi, semakin kuat sinyal yang dipancarkan oleh sebuah access point, maka akan semakin besar sinyal yang diterima oleh penerima (wi-fi client).

Senin, 16 Oktober 2017

Permasalah Jaringan yang ada pada Lapisan-lapisan OSI Layer



       Model  OSI  juga  menyediakan  dasar  yang  sistematis  untuk  mengatasi  masalah jaringan. Dalam  setiap skenario troubleshooting, prosedur pemecahan masalah dasar meliputi langkah-langkah berikut:

  • Mengidentifikasi dan memprioritaskan solusi alternatif.
  • Pilih salah satu alternatif sebagai solusinya.
  • Mengimplementasikan solusi.
  • Mengevaluasi solusi.

Model OSI  dapat  digunakan  sebagai  pedoman  untuk  pemecahan masalah. Menggunakan model  berlapis, ada  tiga  pendekatan  pemecahan masalah  yang  berbeda yang  teknisi  dapat  digunakan  untuk mengisolasi masalah:

1. Bottom-Up  – Pendekatan  bottom-up  dimulai  dengan  komponen  fisik  dari  jaringan dan bekerja  dengan cara naik  lapisan dari model OSI. Pemecahan masalah bottom-up merupakan pendekatan yang efektif dan efisien untuk tersangka masalah fisik. 

2. Top-Down – Pendekatan top-down dimulai dengan aplikasi pengguna dan bekerja dengan cara menuruni lapisan  dari  model  OSI.  Pendekatan  ini  dimulai  dengan  asumsi  bahwa masalahnya  adalah  dengan aplikasi dan bukan infrastruktur jaringan.

3. Divide-and-Conquer  -digunakan  oleh  teknisi  jaringan  lebih  berpengalaman.  Teknisi membuat  tebakan menargetkan  lapisan  masalah  dan  kemudian  berdasarkan  hasil pengamatan,  bergerak  ke  atas  atau bawah lapisan OSI. metode paling awal adalah memeriksa di bagian berikut :

1. Layer 1  Troubleshooting

Layer 1 berkaitan dengan konektivitas fisik dari perangkat jaringan. Permasalahan layer 1 sering melibatkan kabel dan listrik, dan merupakan alasan untuk memanggil help desk. Beberapa umum layer 1 meliputi :

  • Daya perangkat mati
  • Daya perangkat dicabut
  • Koneksi jaringan kabel yang longgar
  • Jenis kabel yang salah
  • Kabel jaringan yang rusak
  • Titik akses nirkabel rusak
  • Pengaturan nirkabel yang salah, misalnya SSID

Untuk memecahkan masalah pada Layer 1, periksa dulu bahwa semua perangkat  listrik telah menyala. Hal ini mungkin  tampaknya menjadi  solusi  yang  jelas,  tetapi  banyak  kali orang  yang melaporkan masalahnya mungkin mengabaikan  perangkat  yang  berada dalam jalur  jaringan  dari  sumber  ke  tujuan.  Jika  ada  LED yang  menampilkan  status keterhubungan,  mem-verifikasi  dengan  pelanggan  bahwa  mereka  sedang menandakan secara benar. Secara visual memeriksa semua pemasangan kabel jaringan dan menyambung kembali kabel untuk memastikan koneksi yang benar. Jika masalahnya adalah dengan nirkabel, pastikan titik akses nirkabel operasional dan bahwa pengaturan nirkabel dikonfigurasi dengan benar.

Ketika sedikit troubleshooting suatu masalah, teknisi harus menasihati pemanggil melalui setiap langkah, apa yang harus dicari, dan apa yang harus dilakukan jika kesalahan ditemukan. Jika itu ditentukan bahwa semua Layer 1 terbitan telah ditujukan, sekarang saatnya untuk bepergian atas, model OSI ke Layer 2. Ketika sedikit troubleshooting suatu masalah,  teknisi harus segera memberi  tahu penelepon melewati setiap  langkah, apa yang harus dicari, dan apa yang harus dilakukan Jika suatu kesalahan ditemukan.

Layer 2 Troubleshooting

Masalah pada Layer 2 dapat disebabkan oleh peralatan yang rusak, driver perangkat yang salah, atau switch salah  dikonfigurasi. Ketika  troubleshooting  suatu masalah, mungkin  sulit untuk mengisolasi masalah  pada layer 2.

Seorang  teknisi  on-site  dapat memeriksa  apakah NIC  terinstal  dan  bekerja  dengan benar. Reseating NIC, atau mengganti NIC rusak dapat membantu untuk mengisolasi masalah. Proses yang sama dapat dilakukan dengan switch jaringan.

Layer 3 Troubleshooting

Pada Layer 3, teknisi perlu menyelidiki pengalamatan logis digunakan dalam jaringan, seperti skema alamat IP.  Jika  jaringan  menggunakan  alamat  IP,  teknisi  memverifikasi  bahwa perangkat  tersebut  memiliki pengaturan yang tepat, seperti:

  • Alamat IP dalam jaringan yang ditetapkan
  • Correct subnet mask
  • Default gateway yang benar
  • Pengaturan lain yang diperlukan, seperti DHCP atau DNS
  • Pada Layer 3, beberapa utilitas dapat membantu dengan proses pemecahan masalah. 
Tiga command  line yang paling umum adalah :

  • ipconfig – Menunjukkan pengaturan IP pada komputer
  • ping – Tes konektivitas jaringan dasar
  • Tracert – Melihat jalur routing antara sumber dan tujuan tersedia

Kebanyakan masalah  jaringan  biasanya  dapat  diatasi  dengan menggunakan  ini  Layer  1,  2,  dan  3  teknik Troubleshooting.

Layer 4 Troubleshooting

Jika Layers 1 sampai 3 semua muncul untuk menjadi beroperasi secara normal dan teknisi berhasil bisa nge-ping  alamat  IP  dari  server  jauh,  sekarang  saatnya  untuk  memeriksa  lapisan  yang  lebih  tinggi.  Sebagai contoh, suatu firewall jaringan digunakan sepanjang alur, penting untuk memeriksa bahwa aplikasi TCP atau UDP port terbuka dan tidak ada filter mendaftar sedang menghalangi lalu lintas ke port tersebut.

Layer 5 -7 Troubleshooting

Teknisi juga harus memeriksa konfigurasi aplikasi. Sebagai contoh, jika troubleshooting suatu email, pastikan bahwa  aplikasi  yang  dikonfigurasi    benar  mengirim  dan  menerima  informasi  server  email.  Hal  ini  juga diperlu

OSI Layer


OSI adalah standar komunikasi yang diterapkan di dalam jaringan komputer. Standar itulah yang menyebabkan seluruh alat komunikasi dapat saling berkomunikasi melalui jaringan. Model referensi OSI (Open System Interconnection) menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu software aplikasi di komputer lain. Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik. Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.


Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer bertanggungjawab secara khusus pada proses komunikasi data. Misalnya, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung.


Model Layer OSI dibagi dalam dua group: “upper layer” dan “lower layer (Transport Layer)”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer (Transport Layer) adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.

Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protokol jaringan dan metode transmisi.

Fungsi  7 Layer OSI, berikut adalah nama-nama layer tersebut :

7. Aplication Layer :

Lapisan ke-7 ini menjelaskan spesifikasi untuk lingkup dimana aplikasi jaringan berkomunikasi dg layanan jaringan. Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya. Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. contoh protokol yang ada dalam layer ini  adalah HTP, FTP, NFS, DNS, POP3, MIME, SMB dll.

6. Presentation Layer :

Lapisan ke-6 ini berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang ada di layer ini adalah TELNET, SMTP, dan SNMP.

5. Session layer:

Lapisan ke-5 ini berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah NETBIOS, NETBEUI, ADSP, PAP, SPDU dan RCP

4. Transport layer :

Lapisan ke-4 ini berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah TCP dan UDP.

3. Network layer :

Lapisan ke-3 ini berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah IP, ARP, RARP, ICMP, IGMP.

2. Data-link layer :

Lapisan ke-2 ini berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC). Protokol yang berada dalam lapisan ini contohnya adalah PPP, dan SLIP.

1. Physical layer :

Lapisan ke-1 ini berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.

Jumat, 06 Oktober 2017

Jaringan Nirkabel

Jaringan Nirkabel

A. Pengertian Jaringan Nirkabel
 
Jaringan nirkabel biasanya menghubungkan satu sistem komputer dengan sistem yang lain dengan menggunakan beberapa macam media transmisi tanpa kabel, seperti: gelombang radio, gelombang mikro, maupun cahaya infra merah.

B. Standarisasi Wireless
 
IEEE 802.11a yaitu standart jaringan wireless yang bekerja pada frekuensi 5 GHz dengan kecepatan transfer datanya mencapai 58 Mbps. IEEE 802.11g yaitu standart jaringan wireless yang merupakan gabungan dari standart 802.11b yang menggunakan frekuensi 2,4 GHz namun kecepatan transfer datanya bisa mencapai 54 Mbps.

C. Keuntungan Menggunakan Wireless
 
  1. Tidak membutuhkan instalasi kabel yang panjang
Kelebihan pertama dari penggunaan jaringan wireless adalah tanpa perlu menggunakan kabel. Bayangkan ketika anda harus menghadapi serangkaian kabel yang masuk ke dalam komputer anda agar bisa terhubung ke dalam jaringan. Sudah pasti hal ini akan sangat merepotkan dan sangat menyulitkan bagi iuser. Terutama bagi yang memiliki space yang cukup sempit, sehingga nantinya kabel akan terlihat sangat berantakan.
Selain itu, biaya pemasanagan kabel pun bisa dihemat, meskipun harga kabel tidak terlalu tinggi, namun tetap saja hal ini dapat mengehmat biaya instalasi kabel. Hal ini berlaku dengan jenis - jenis jaringan komputer apa saja, sesuai dengan implementasi cakupan, namun lebih banyak untuk jangkauan yang tidak terlalu luas seperti LAN.
  1. Cocok untuk digunakan pada jaringan yang luas cakupan areanya
Minus kabel, itu artinya jaringan wireless akan sangat mudah untuk diaplikasikan pada sebuah jaringan yang cakupan areanya sangat luas, bahkan hingga mendunia. Tentu saja, apabila anda menggunakan kabel, jaringan ini akan sangat sulit untuk dibangun, karena membutuhkan jumlah kabel yang tidak sedikit.
Maka dari itu, dengan adanya wireless network ini, siapapun yang berada di belahan dunia mana pun akan tetap dapat terhubung ke dalam jaringan tanpa perlu repot mengurusi masalah perkabelan.
  1. Kecepatan transfer data yang cenderung stabil
Banyak yang mengatakan bahwa kecepatan transfer data antara jaringan kabel dan jaringan wireless, adalah lebih baik pada jaringan kabel. Namun demikian ternyata, hal ini tidak terlalu berpengaruh. Terlebih dengan penerapan topologi jaringan komputer yang cukup baik.

Apabila kita menggunakan patokan keceptan transmisi data, maka pada dasarnya kedua jenis jaringan ini baik kabel maupun wireless tidaklah jauh berbeda dari segi kecepatan transmisi datanya. Jadi, dengan menggunakan jaringan wireless, anda tidak perlu khawatir kecepatan transmisi data anda menjadi memburuk.
  1. Kompatibel hampir dengan berbagai jenis perangkat, seperti smartphone dan laptop
Saat ini penggunaan jaringan wireless sudah sangat umum dan banyak dikenal. Hal ini membuat sudah banyak sekali perangkat, baik itu perangkat elektronik biasa dan perangkat telekomunikasi yang mampu untuk terhubung ke dalam jaringan wireless.
Contohnya adalah handphone, yang sejak dulu sudah memanfaatkan jaringan telekomunikasi wireless. Begitu pula dengan laptop, yang secara umum juga kebanyakan sudah terdapat wireless network adapter di dalam setiap unit. Sehingga penggunaan wireless sudah sangat mudah, dan kompatibel dengan banyak perangkat elektronik dan komunikasi, terlebihjaringan LAN, MAN, dan WAN.
  1. Memungkinkan sebuah hardware bekerja di dalam jaringan secara portable
Dengan tidak adanya kabel pada sebuah perangkat elektronik, maka tentu saja alat elektronik tersebut akan lebih mudah untuk dibawa-bawa atau biasa di kenal dengan portable. Anda tidak perlu membawa kabel untuk handphone anda. Hal ini tentu saja akan sangat meningkatkan kepraktisan dan utilitas dari sebuah perangkat elektronik yang biasa kita gunakan sehari-harinya.


Kamis, 05 Oktober 2017

Algoritma Keamanan Pada Sistem Operasi Jaringan

Algoritma Keamanan Pada Sistem Operasi Jaringan


A.      Algoritma Genetika (Genetic Algorithm, GA)
Algoritma Genetika pada dasarnya adalah program komputer yang mensimulasikan proses evolusi. Dalam hal ini populasi dari kromosom dihasilkan secara random dan memungkinkan untuk berkembang biak sesuai dengan hukum-hukum evolusi dengan harapan akan menghasilkan individu kromosom yang prima. Kromosom ini pada kenyataannya adalah kandidat penyelesaian dari masalah, sehingga bila kromosom yang baik berkembang, solusi yang baik terhadap masalah diharapkan akan dihasilkan.
Algoritma genetika sangat tepat digunakan untuk penyelesaian masalah optimasi yang kompleks dan sukar diselesaikan dengan menggunakan metode yang konvensional. Sebagaimana halnya proses evolusi di alam, suatu algoritma genetika yang sederhana umumnya terdiri dari tiga operator yaitu:  operator reproduksioperator crossover (persilangan) dan operator mutasi.

B.      Divide and Conquer
 paradigma untuk membagi suatu permasalahan besar menjadi permasalahan-permasalahan yang lebih kecil.

C.      Dynamic programming
 paradigma pemrograman dinamik akan sesuai jika digunakan pada suatu masalah yang mengandung sub-struktur yang optimal (, dan mengandung beberapa bagian permasalahan yang tumpang tindih .


D.      Metode serakah
 Sebuah algoritma serakah mirip dengan sebuah Pemrograman dinamik, bedanya jawaban dari submasalah tidak perlu diketahui dalam setiap tahap;
dan menggunakan pilihan "serakah" apa yang dilihat terbaik pada saat itu.

E.      Algoritma Greedy
ALgoritma greedy merupakan salah satu dari sekian banyak algoritma yang sering di pakai dalam implementasi sebuah system atau program yang menyangkut mengenai pencarian “optimasi
Di dalam mencari sebuah solusi (optimasi) algoritma greedy hanya memakai 2 buah macam persoalan Optimasi,yaitu:
1. Maksimasi (maxizimation)
2. Minimasi (minimization)
Sekarang kita lanjut ke contoh soal yang aja ya..biar lebih enak membedakan antara soal mengenai optimasi/maksimasi dengan minimum/minimasi.

F.       Algoritma Dijkstra
Algoritma Dijkstra, (dinamai menurut penemunya, seorang ilmuwan komputer, Edsger Dijkstra), adalah sebuah algoritma rakus (greedy algorithm) yang dipakai dalam memecahkan permasalahan jarak terpendek (shortest path problem) untuk sebuah graf berarah (directed graph) dengan bobot-bobot sisi (edge weights) yang bernilai tak-negatif.
Misalnya, bila vertices dari sebuah graf melambangkan kota-kota dan bobot sisi (edge weights) melambangkan jarak antara kota-kota tersebut, maka algoritma Dijkstra dapat digunakan untuk menemukan jarak terpendek antara dua kota.
Input algoritma ini adalah sebuah graf berarah yang berbobot (weighted directed graphG dan sebuah sumber vertex s dalam G dan V adalah himpunan semua vertices dalam graph G.
Setiap sisi dari graf ini adalah pasangan vertices (u,v) yang melambangkan hubungan dari vertex u ke vertex v. Himpunan semua tepi disebut E.
Bobot (weights) dari semua sisi dihitung dengan fungsi
wE → [0, ∞)
jadi w(u,v) adalah jarak tak-negatif dari vertex u ke vertex v.
Ongkos (cost) dari sebuah sisi dapat dianggap sebagai jarak antara duavertex, yaitu jumlah jarak semua sisi dalam jalur tersebut. Untuk sepasang vertex s dan t dalam V, algoritma ini menghitung jarak terpendek dari s ke t.

G.     Algoritma Kriptografi
Algoritma kriptografi atau cipher , dan juga sering disebut dengan istilahsandi adalah suatu fungsi matematis yang digunakan untuk melakukan enkripsi dan dekripsi (Schneier, 1996). Ada dua macam algoritma kriptografi, yaitu algoritma simetris (symmetric algorithms) dan algoritma asimetris(asymmetric algorithms).

H.     Algoritma random
algoritma random sering dibutuhkan ketika membuat AI untuk musuh, misalnya untuk memunculkan pasukan musuh secara random. fungsi sederhana berikut ini digunakan untuk mencari nilai random dari bilangan antara min – max.
var a = Math.floor(Math.random() * (max – min + 1)) + min;

misalnya min = 1 dan max = 10, maka akan menghasilkan nilai random pada var a pada kisaran 1-10.